tidur adalah waktu dimana bagian dari badan dan kulit kita bekerja untuk memperbaiki luka yang terjadi ketika kita beraktifitas pada hari itu.
ketika anda tidak sadar dan sedang menikmati istirahat di tempat tidur anda, badan anda sedang bekerja keras membangun kembali, melengkapi dan meremajakan kulit dan rambut anda.
rata-rata setiap orang membutuhkan waktu delapan jam untuk tidur.
Sangat penting bagi kita untuk mengusahakan tidur yang lelap karena ketika kita tertidur lelap, tubuh kita dapan mengisi tenaga dengan sangat baik.
jika anda mengalami kesulitan untuk mendapat tidur yang berkualitas, cobalah untuk mengusahakan jam tidur yang sama atau coba cari bantuan dari para pakar.
Senyum
Apakah wanita ini tersenyum manis dan natural? Atau senyum masam dan palsu, atau senyum Anda lebar tapi ada sisa makanan menyelip di gigi.
Senyum Anda menjadi poin pertama untuk penilaian.
Rambut
Pria tidak perlu rambut bak model shampoo. Mereka hanya butuh rambut Anda terkesan lembut dan harum. Karena itu pastikan mencuci rambut sesering mungkin, dan menggunakan conditioner.
Riasan
Jika dandanan menor, dengan cepat pria menduga Anda berusaha menutupi wajah asli. Selain itu ada rasa risih dengan warna-warna yang terlalu mencolok.
Kulit
Pria tidak peduli dengan satu dua jerawat mungil di wajah. Tapi ya, mereka peduli dengan kulit anda yang kusam dan tidak terawat. Jadi tidak perlu risau dengan satu jerawat, khawatir jika kulit Anda tidak terjaga kesehatannya.
Tas
Apa tas yang Anda bawa? Semakin besar tas yang dipakai, semakin pria berpikir Anda tipe wanita dengan perawatan yang rumit.
Dalam islam kita di wajibkan selalu membiasakan hidup bersih. Terutama sebagai perempuan kita selalu ingin tampil bersih, cantik, dan rapi.. seperti sabda rasullulloh saw. Anna dhofattu minnal iman.Kebersihan adalah bagian dari iman. Untuk itu Sebagai wanita, tampil cantik tidak perlu harus mengeluarkan biaya hingga ratusan ribu untuk beli kosmetik bahkan pergi ke salon hanya untuk mempercantik diri. Disini oliep akan memberikan tips tampil cantik secara alami dan natural.
1. Agar wajah selalu segar, beseri-seri dan cantik,cucilah minimal n5 kali sehari dengan air wudhu, biarkan menetes dan mengering sendiri, ambillah sajadah,shalat, berdzikir dan berdoa...
2. Untuk menghilangkan stress atau kerutan di wajah, perbanyaklah olah raga. Tetapi jika tidak sempat untuk pergi ke tempat fitness, cukup dengan memperbanyak shalat. Dengan sholat berarti kita menggerakan seluruh bagian tubuh. Agar hati bisa lebih tenang, curhatlah kepada allah, dan keluarkan keluh kesah yang selama ini kita rasakan. Melalui berdoa dan berdzikir...
3. Supaya kita awet muda, tidak perlu membeli pelembab atau me_up, tetapi kita selalu membiasakan 3S yaitu semyum, salam, dan sapa. Senyum itu tidak hanya di bibir tapi juga di hati. Katakanlah pada diri sendiri, tampil cantik tidak harus operasi plastik. Tidak lupa pula membisikan pada diri sendiri sebelum kita berdandan(berkaca) “Allahumma khamma khasannta kholqi Fahassin qalqi” ya allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlakqu. (hr. Ahmad)
4. Untuk mendapatkan bibir yang cantik, bissikkan kalimat-kalimat Allah, tidak berbohong,memfitnah, atau menyakiti orng lain, tidak di pakai untuk menyombongkan diri atau takabur. Sering-seringlah bibir kita di pakai untuk berdzikir dan berdo’a.
5. Agar kita mendapatkan tubuh yang langsing, singset, dan mulus, lakukan diet yang teratur yaitu dengan puasa dua kali (senin-kamis). Jika anda kuat lebih bagus lagi melakukan berpuasa seperti Nabi Daud AS yaitu sehari berpuasa, sehari tidak berpuasa. Dan makanlah makanan yang halal, perbanyak sayuran,buah-buahan dan air putih
6. Agar kita dapat di pandang lebih anggun, makalah memakailah jilbab dan bepakaian muslim.
7. Untuk mengembangkan diri, senyum, salam, dan sapa. Dengan demikian kita akan banyak di kenal dan di sayangi oleh semua orang.
Selamat mencoba.......
Jogja amat terkenal dengan hasil kerajinan juga cenderamata khasnya. Berbagai barang kerajinan yang bernilai seni juga ekonomi dapat ditemukan di kota yang seringkali mendapat sebutan kota budaya itu. Salah satu pusat kerajinan di kota Jogja yang khusus mengelola keramik ada di pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul atau terkenal dengan sebutan Desa Wisata Kasongan.
Pada mulanya, Kasongan bukan sebuah desa yang berisi para pengrajin keramik. Konon, Kasongan berbentuk area persawahan milik para penduduk di desa yang berada di Selatan Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda, di area persawahan itu ditemukan seekor kuda mati yang diperkirakan milik seorang Reserse Belanda. Karena ketakukan, seorang warga yang memiliki salah satu area persawahan itu melepaskan hak milik atas tanahnya. Ketakutan itu juga menimpa warga lain, sehingga sejumlah warga turut melepaskan hak atas tanah persawahan mereka.
Akhirnya secara tidak sengaja, para penduduk yang tidak memiliki area persawahan lagi beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik. Awalnya mereka hanya mengempal-ngempalkan tanah yang tidak pecah bila disatukan dan menjadikannya sebagai mainan anak-anak ataupun perabot dapur saja. Namun karena kegiatan itu dianggap dapat menghasilkan sebuah karya seni juga nilai jual yang cukup tinggi, maka akhirnya para penduduk di Kasongan mulai mengembangkan keahlian itu dan menjadikan desa mereka sebagai salah satu desa wisata yang cukup terkenal. Mulai tahun 1971 hingga 1972 desa wisata itu mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemudian pada tahun 1980-an keramik Kasongan mulai dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik.
Berbagai produk keramik produk Kasongan sudah tersebar sampai ke luar negeri. Kebanyakan para pengrajinnya mengekspor berbagai hasil kerajinannya ke mancanegara, selain untuk kebutuhan dalam dalam negeri. Hingga kini, setelah hampir luluh lantak akibat gempa jogja mei 2006 lalu, Desa Wisata Kasongan sudah mulai berbenah diri. Berbagai etalase yang hancur, telah ditata rapi dan diberi sentuhan artistik. Berbagai etalase itu juga telah dipenuhi hasil kerajinan keramik dengan sejumlah sentuhan modern disana-sini, walaupun di beberapa sudut masih dapat dilihat sisa-sisa akibat gempa berkekuatan 5,9 skala Richter itu.
Raja-raja jaman dahulu sebagian besar bersifat sentralistik, dalam segala aspek kehidupan mengacu kepada kekuasaan tunggal yaitu Sang Maharaja. Setiap Kadipaten diwajibkan memberikan upeti kepada kerajaan, jangan coba-coba menolak membayar upeti ini kalau tidak mau diserbu dan dimusnahkan. Kehidupan Sang Raja menjadi perhatian utama para kawula saat itu, hingga tempat pemakakannya pun sudah dipersiapkan jauh-jauh hari waktu sang raja masih hidup.
Kemudian perjalanan dilanjutkan kearah makam dengan didampingi oleh salah seorang pemandu wisata yaitu Pak Slamet. Setelah pintu masuk disebelah kiri ada bangunan masjid yang cukup megah. Masjid ini biasa digunakan untuk mensholatkan jenazah para Raja sebelum dibawa keatas bukit untuk dimakamkan. Ketika melihat keatas sempat terbayang pegalnya kaki ini yang akan menaiki tangga sejumlah 454 tangga. Malahan 454 tangga ini biasa dilalui naik turun oleh para Pemandu Wisata tiap hari 3-4 kali. Ketika ditanya,"apa tidak capai Pak Slamet,"beliau menjawab,"Insya Allah tidak karena mendapat berkah dari Sang Sultan,". Perlahan-lahan namun pasti kami menaiki tangga tersebut walaupun napas sedikit ngos-ngosan. Karena tangga-tangga tersebut berukuran lebar, kurang lebih 4 meter dan dilapisi semen beton disertai tiupan angin sore yang semilir menjadi tak terasa menaiki tangga tersebut. Setelah melewati 454 tangga kemudian kita baru masuk pintu ke II, di pintu II ini ada 3 bangsal; yang pertama adalah Bangsal Sapit Urang-bangsal yang dipergunakan oleh para abdi dalem keraton Jogja; yang kedua adalah Bangsal Hamengkubuwono untuk para Bangsawan Jogja; dan yang ketiga adalah Bangsal Pakubuwono untuk para Bangsawan dari Keraton Solo. Seperti kita ketahui bahwasannya pada masa Amangkurat V ( 1677 ) Mataram mengalami perpecahan dan akhirnya dibuatlah Perjanjian Giyanti yang membelah Mataram jadi II, yaitu Kasunanan Pakubuwono ( Solo ) dan Kasunanan Hamengkubuwono ( Jogja ).
| ||
Menarik sekali memang kalau kita menengok sejarah masa lalu, apalagi kalau yang menyangkut harta, tahta dan wanita. demikian juga makam Imogiri yang dapat memberikan gambaran kepada kita semua tentang Raja-Raja Mataram zaman dulu sampai sekarang. Salah satu rahasia umum para Raja dan Penguasa zaman dulu adalah jumlah istri dan selir yang mencapai puluhan. Namun hukum-hukum dan peraturan kerajaan yang ada sekarang tentunya sudah disesuaikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Tamansari
Letak Tamansari hanya sekitar 0,5 km sebelah selatan Kraton Yogyakarta. Arsitek bangunan ini adalah bangsa Portugis, sehingga selintas seolah-olah bangunan ini memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat, disamping makna-makna simbolik Jawa yang tetap dipertahankan. Namun jika kita amati, makna unsur bangunan Jawa lebih dominan di sini. Tamansari dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I atau sekitar akhir abad XVII M. Tamansari bukan hanya sekedar taman kerajaan, namun bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari kolam pemandian, kanal air, ruangan-ruangan khusus dan sebuah kolam yang besar (apabila kanal air terbuka).
Bagian - bagian Tamansari:
- Bagian Sakral
Bagian sakral Tamansari ditunjukkan dengan sebuah bangunan yang agak menyendiri. Ruangan ini terdiri dari sebuah bangunan berfungsi sebagai tempat pertapaan Sultan dan keluarganya. - Bagian Kolam Pemandian
Bagian ini merupakan bagian yang digunakan untuk Sultan dan keluarganya bersenang-senang. Bagian ini terdiri dari dua buah kolam yang dipisahkan dengan bangunan bertingkat. Air kolam keluar dari pancuran berbentuk binatang yang khas. Bangunan kolam ini sangat unik dengan pot-pot besar didalamnya. - Bagian Pulau Kenanga
Bagian ini terdiri dari beberapa bangunan yaitu Pulau Kenanga atau Pulau Cemeti, Sumur Gemuling, dan lorong-lorong bawah tanah.
Sumur Gemuling adalah sebuah bangunan melingkar yang berbentuk seperti sebuah sumur didalamnya terdapat ruangan-ruangan yang konon dahulu difungsikan sebagai tempat sholat.
Sementara itu lorong-lorong yang ada di kawasan ini dahulu konon berfungsi sebagai jalan rahasia yang menghubungkan Tamansari dengan Kraton Yogyakarta. Bahkan ada legenda yang menyebutkan bahwa lorong ini tembus ke pantai selatan dan merupakan jalan bagi Sultan Yogyakarta untuk bertemu dengan Nyai Roro Kidul yang konon menjadi istri bagi raja-raja Kasultanan Yogayakarta. Bagian ini memang merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat pertahanan atau perlindungan bagi keluarga Sultan apabila sewaktu-waktu ada serangan dari musuh.
Tamansari adalah sebuah tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi. Selain letaknya yang tidak terlalu jauh dari Kraton Yogyakarta yang merupakan obyek wisata utama
Di lingkungan Tamansari ini dapat dijumpai masjid Saka Tunggal yang memiliki satu buah tiang. Meskipun masjid ini dibangun pada abad XX, namun keunikannya tetap dapat menjadi aset dikompleks ini. Disamping itu, kawasan Tamansari dengan kampung tamam-nya ini sangat terkenal dengan kerajinan batiknya. Kita dapat berbelanja maupun melihat secara langsung pembuatan batik-batik yang berupa lukisan maupun konveksi. Kampung Tamansari ini sangat dikenal sehingga banyak mendapat kunjungan baik dari wisatawan mancanegara maupun wisata nusantara. Tidak jauh dari Tamansari, dapat dijumpai Pasar ngasem yang merupakan pasar tradisional dan pasar burung terbesar di Yogyakarta. Beberapa daya tarik pendukung inilah yang membuat Tamansari menjadi salah satu tujuan wisata Yogyakarta Kraton Yogyakarta.
Peringkat : Bintang 3
Peringkat : 3
Alamat : Jl. Parangtritis Km 8.4 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul 55188, Yogyakarta Telepon : (0274) 368001, 368004 www.tembi.net
Range Harga per Malam : Rp. 425.000 s/d Rp. 999.000
Keterangan
Tembi adalah nama sebuah desa di Selatan Yogyakarta. Nama dsa ini kemudian diadaptasikan menjadi sebuah lembaga kebudayaan Rumah Budaya Tembi (Rumah Budaya TEMBI) menempati lahan seluas 3000 m2, memiliki fasilitas-fasilitas antara lain:
Pendopo, Ruang Galeri, Perpustakaan dan Ruang Baca Perpustakaan, Rumah Dokumentasi Budaya.
Sebuah penginapan dengan suasana desa yang alami yang jauh dari kebisingan kota, berupa rumah-rumah dari kayu dikelilingi dengan kolam ikan dan areal persawahan. Serasa pulang kampung ke rumah eyang di desa. Tarif sudah termasuk makan pagi, siang dan malam plus cemilan sore. Fasilitas : kolam renang, laundry, antar gratis ke Malioboro, museum, free Wi-Fi.